Seni Teater - Materi dan Sejarah Musik

Musik adalah seni mengolah bunyi dan jeda (tanpa bunyi). Musik dapat dikolaborasikan dengan seni, budaya , dan aktivitas lainnya, misalnya : tari, bisnis, entertainment, terapi pengobatan, videografi, teater, acting, ritual, perang, ibadah, komunikasi dan lain – lain. 

SEJARAH MUSIK 

Sejarah musik Jawa, sudah ditemukan pada relief Candi Borobudur yang dibangun era Wangsa Syailendra. Artinya sebelum candi Borobudur dibangun, orang Jawa sudah mempunyai instrumen alat musik. Kemudian dikembangkan pada era Majapahit dengan alat musik logam berupa Gamelan. Di Jawa, nada yang populer adalah Pelog dan Slendro. Mungkin kata slendro ini berasal dari penyebutan Syailendra. Pelog bernada do,mi,fa,sol,si, sedangkan Slendro do,re,mi,sol,la . Dan semakin kesini, Gamelan telah berkembang dengan susunan tangga nada sebagai berikut :

  • Gamelan Slendro Pathet 6 (Nem) : 2 3 5 6 1 2 (ro) (lu) (ma) (nem) (ji) (ro)
  • Gamelan Slendro Pathet 9 (Sanga) : 5 6 1 2 3 5 (ma) (nem) (ji) (ro) (lu) (ma)
  • Gamelan Slendro Pathet Manyura : 6 1 2 3 5 6 (nem) (ji) (ro) (lu) (ma) (nem)
  • Gamelan Laras Pelog Barang: 6 7 2 (4) 5 6 (nem) (pi) (ro) (lu) (pat) (ma) (nem)
  • Gamelan Laras Pelog Pt. Lima: 5 6 1 2 (3) 4 5 (ma) (nem) (ji) (ro) (lu) (pat) (ma)
  • Gamelan Laras Pelog Pt. Enem 2 3 (4) 5 6 1 2 (ro) (lu) (pat) (ma) (nem) (ji) (ro)
    Relief Candi Borobudur, sumber foto japungnusantara.org/sound-of-borobudur/
Dalam sejarah musik dunia, kita mengenal solmisasi (do,re,mi,fa,sol,la,si,do). Di Eropa, Guido d’Arezzo (995-1033) seorang musisi Italia diakui dunia sebagai penemu notasi musik (Mi, Fa, Sol, La, Ti, Ut, Re). Namun hal itu dipatahkan oleh sarjana Prancis bernama Jean Benjamin de la Borde (1734-1798), sebagaimana tercatat dalam Essai sur la Musique ancienne et moderne. Hal ini sangat mengejutkan, ternyata Guido mengadopsi dari seorang muslim bernama Ishaq Al-Mawsili (767-850 M), seniman musik era Khalifah Al-Ma'mum Baghdad. Dijelaskan bahwa asal muasal notasi musik Solfege (do, re, mi, fa, sol, la, si) diturunkan dari huruf-huruf Arab sistem “solmization” درر مفصّلات dibaca Durar-Mufassalat (dal, ro, mim, fa’, sod, lam, to’) yang bermakna “mutiara yang terpisah”. Setiap huruf memiliki frekuensi getar dalam perbandingan logaritmis dengan huruf sebelumnya. Al-Mawsili identik dengan alat musik berbentuk kecapi yang lazim disebut ‘Ud, dan di kemudian hari di Eropa dikenal sebagai lute. Di masa khalifah Harun Ar-Rasyid (766-809), alat musik milik Al-Mawsili itu menjadi koleksi istana.

Sejarah musik penjelasan Oud/ ud/Lute Al Farabi

Pada Abad ke-9 Seorang ulama bernama Al-Kindhi / Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al-Kindi (805-873), meyadari bahwa musik dapat dimanfaatkan untuk terapi. Beliau menyusun kombinasi secara rinci dan membaginya ke dalam 12 maqam. Tiap-tiap maqam dapat menghasilkan emosi yang berbeda-beda. Dalam kitab yang ditulis oleh Ibn Hindu pada abad ke-10, Beberapa maqam dapat mempengaruhi emosi pendengarnya.

  • Musik yang membangkitkan kesedihan
  • Musik yang membawa kegembiraan
  • Musik yang membuat santai dan menenangkan
  • Musik yang membuat gelisah dan menggairahkan
  • Musik yang membuat seseorang tetap terjaga
  • Musik yang menyebabkan orang menjadi tidur.

Ilmu tentang musik dari Al Kindhi kemudian dilanjutkan oleh Al Farabi, yang dalam cerita, beliau dapat mempermainkan raja dan istanannya, bahkan beliau bisa membuat raja menangis, tertawa dan akhirnya tidur. Di dunia modern musik bahkan ada yang menganggap haram, padahal musik mempunyai kekuatan spiritual yang dapat menghubungkan seseorang akan kesadaran tentang Tauhid. Demikian sejarah musik yang bisa saya berikan di blog Subasti ini, yuk,, lanjut materi..he..he.

UNSUR – UNSUR DALAM MUSIK

  1. Ritme : Kapan dan berapa lama bunyi harus dimainkan.
  2. Nada : Tinggi Rendahnya suara. Ketika kita memainkan musik maka timbul gelombang suara yang menyebabkan getaran ( frekuensi ). Getaran yang cepat menghasilkan nada tinggi, dan sebaliknya. Maka musisi kemudian menciptakan tangga nada. Di Jawa kita mengenal laras pelog dan slendro. Di dunia nada yang populer dikenal dalam bentuk solmisasi (do,re,mi, fa, sol , la, si).
  3. Melodi : rangkaian nada yang menciptakan nada yang dapat dikenali. Melodi dapat membuat kita sedih, gembira, melo, semangat bahkan menangis.
  4. Harmoni : ketika dua nada atau lebih dimainkan pada waktu yang bersamaan dan selaras
  5. Tekstur : Bulat, tebal, tipis nya suara
  6. Timbre/Tone Color : Warna atau kualitas nada atau bunyi unik dari instumen maupun suara. Timbre ini lah yang membuat kita bisa membedakan suara. Suara suling, gitar, burung, sapi, suara hantu, suara si wawoy, suara bocil. dll. Suara manusia memiliki timbre yang unik sehingga hampir berbeda satu sama lainnya.
  7. Dinamic: Keras dan lembutnya suara atau music. Dinamika ini bisa mempengaruhi suasana hati dan perasaan. 
  8. Tempo : Cepat lambatnya suara atau musik yang dimainkan.
  9. Artikulasi : Parameter bagaimana nada atau suara tersebut dimainkan atau dibunyikan.

MUSIK DALAM SENI TEATER

Musik dalam teater memiliki peranan penting bagi keberhasilan sebuah pementasan. Musik akan mempengaruhi perasaan seorang baik itu pemain, aktor maupun penonton. Musik dapat berfungsi untuk mempengaruhi psikologi audien, menggiring emosi, ekspresi emosi, memecah kesunyian dan sebagainya.

Memilih komposisi musik yang sesuai dengan naskah tidaklah mudah. Untuk itu team musik dalam sebuah pentas teater harus paham betul dengan naskah, dan harus berkomunikasi dengan pemain atau aktor. Musik dalam seni teater bukan hanya berasal dari alat musik, tetapi juga dapat berasal dari benda-benda properti pentas dan juga gerakan tubuh si pemain teater. 

JENIS-JENIS MUSIK DALAM TEATER

  1. Musik Pembuka : Berfungsi untuk memusatkan perhatian penonton pada pertunjukkan yang akan disajikan, sekaligus memberitahukan bahwa pertunjukkan akan dimulai. Sekaligus berfungsi menggiring emosi penonton. Penonton yang bermacam- macam emosinya digiring focus ke emosi yang ingin kita bawa.
  2. Musik Penutup : Berfungsi untuk memberitahukan penonton bahwa pertunjukkan telah usai.
  3. Musik Pergantian Babak/Adegan : Berfungsi untuk menjaga stabilitas emosi penonton dalam menghantarkan suasana ke babak atau adegan selanjutnya. Durasi relatif pendek.
  4. Musik Ilustrasi : Berfungsi membantu mengungkapkan suasana batin aktor dalam penokohan pada adegan atau babak tertentu. Dalam hal ini, kerjasama pemain dengan penata musik sangat diperlukan. Misal adegan sedih, maka team musik harus mampu memilih melodi, komposisi musik yang sedih pula, bukan kebalikannya. 
  5. Musik sound track:Sebuah komposisi musik, biasanya berbentuk lagu dengan teks yang tema lagu tersebut menjadi tema atau pokok dalam cerita.
  6. Musik setting : Musik yang menyajikan atau mengungkapkan tempat dan waktu terjadinya suatu cerita. Misal komposisi musik yang memakai nada slendro gamelan biasanya menggambarkan tempat pedesaan, kerajaan serta menggambarkan bahwa itu menunjukkan seting waktu era kerajaan. 
  7. Musik Aksentuasi : Memperjelas maksud dari gerakan si pemain teater. Misal : Dalam adegan menendang, maka bisa ditambah suara dari benda atau alat lain guna mempertegas bahwa tendangan itu kuat. 
  8. Musik Penokohan : Komposisi musik yang digarap khusus sebagai ciri khas kemunculan seorang tokoh.
  9. Musik Theme Song : Musik yang diilhami oleh tema - tema yang dianggap penting dalam sebuah cerita

Sekian, semoga sejarah musik dan materi musik dalam seni teater ini,bermanfaat. Semangat berkarya,, Salam budaya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak