Mbah Mangli atau KH Hasan Asy’ari merupakan salah satu dari sekian banyak kyai yang kharismatik. Beliau berdakwah dan mendirikan Pesantren di perbatasan Ngablak dan Grabag Magelang tepatnya di lereng Gunung Andong. Mbah Mangli sering melakukan pengajian meskipun tanpa pengeras suara, namun beliau istiqomah dalam melakukannya.
Ini ada foto dari Mbah Mangli, yang aku jadikan berwarna. Saya sendiri belum pernah bertemu dengan beliau, hanya mencoba menjadikan foto yang tadinya hitam putih jadi berwarna, kalau kurang berkenan mohon maaf.
Di Pesantren tersebut beliau mengajarkan banyak ilmu, misalnya bahasa Arab, nahwu sharaf, balaghah, ilmu kalam, hingga tasawuf. Dan juga istiqomah dalam mengajak orang menjadi baik dan berakhlak. Dalam pengajiannya pun sering beliau mengerti kondisi orang yang ada dalam pengajian tersebut. Kadang beliau menasehati dengan cara yang mudah diterima dan baik. Kawasan tersebut dulunya memang basis MMC ( Merapi Merbabu Compleks ), atau kadang orang dulu sering menyebutnya gerombolan. Gerombolan ini kadang ada yang memanfaatkan namanya untuk meminta beras ke rumah rumah atau kadang hewan ternak ( kata kakek saya ).
Banyak cerita mengenai kehidupan Mbah Mangli ini. Menurut yang saya ketahui dari cerita orang Grabag dan dari sumber Internet lainnya, beliau selain mempunyai kelebihan ilmu agama, juga mempunyai kesaktian. Misalnya bisa berada di tempat lain dengan cepat. Menurut cerita tetanggaku, beliau juga sangat menghormati teman dan orang lain. Di Desaku (Tegaron Kecamatan Banyubiru ) juga ada Kyai yang sering mengajak pengajian ke tempat Mbah Mangli. Berdasarkan cerita dari tetangga yang bernama Pak Roni. Orang orang di desaku saat itu sudah perjalanan menuju tempat pengajian Mbah Mangli. Namun Pak Roni ini waktu kecil ingin ikut juga, namun terlambat dan ketinggalan rombongan. Kemudian Mbah Kyai Huri berkata kepada Pak Roni “ ayo bareng aku wae, neng mburiku”, “ Ayo, bareng sama saya saja, dibelakangku”. Tiba – tiba Pak Roni tersebut sudah sampai di tempat pengajian.
Mbah Mangli dan Mbah Kyai Huri ini merupakan sosok Kyai yang sangat berperan bagi masyarakat. Bahkan berdasarkan cerita Pak Roni tadi, Mbah Mangli pernah dawuh kepada Mbah Kyai Huri “ Njenengan niku luwih pantes dadi guru kulo”. Saya sendiri juga kurang paham mengenai hal tersebut. Namun tentang kehidupan kedua Kyai ini juga sama, Dulu Mbah Kyai Huri juga mirip Mbah Mangli, ketika ada dua undangan kenduri di dua tempat dalam waktu yang bersamaan kok bisa menghadiri semua, di tempat satu ada, di tempat satunya ada.
Mbah Mangli merupakan salah satu dari sekian banyak Kyai yang mencintai, menghormati manusia lainnya. Gus Dur juga begitu, sangat mencintai masyarakat, dan bangsanya. Bangsa Indonesia ini maju, dan tetap bersatu ini juga dikarenakan peran Kyai yang sangat besar. Jangan terpengaruh oleh ideologi atau hal lain yang mencoba memecah persatuan bangsa ini.
Pernah dengar di entertainment ada sosok yang ustadz yang twitternya demikian “membela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya”. Nah satu sisi dia tidak sepakat dengan nasionalisme, mungkin kajian sejarah beliau tentang ke Indonesia – an dan nusantara ini kurang, sehingga beliau berpendapat begitu.
Padahal dulu ketika 10 November 1945, Bung Karno,Pak Hatta , Jendral Soedirman mengirim utusan untuk bertamu dan bertanya kepada Kyai Hasyim Asyari, Tebu Ireng" Bagaimana hukumnya membela TANAH AIR " ? Jawab Mbah Kyai Hasyim Asyari : Fardlu ain bahkan seperti hukum wajibnya sholat. Akhirnya 22 Oktober lahirlah Resolusi Jihad.
Kyai, ulama memang menjadi pewaris para Nabi. Jika Allah sudah mengangkat ilmu-Nya dari permukaan bumi. Mari kita meneruskan perjuangan Para Kyai dan Ulama. Terimakasih sudah berkunjung di blog ini http://subasti.blogspot.com
Tags:
Tokoh
Berbagi cerita dari pengakuan murid nakal nya mbah mangli..
BalasHapusWaktu mbagun pondok..para pekerja merasa haus dan lapar..
Murid nakal nya ini berani meminta makan pada mbah mangli.
Disuruhnya menGambil ubi ( pohong)
Padahal baru saja di tanam dan masih ada daun kecilnya yg baru tumbuh
Murid nakal nya ini ngeyel..kalau itu belum berbuah..
Mbah mangli pun menyruhnya wes..babuto kae wes iso di pangan.
Muridnya ini mencoba untuk menariknya dari tanah..alhasil tidak mampu menariknya..
Dan akhirnya meminta 4 orang untuk menarik nya ke atas..
Waw..ubi2 sebesar paha orang dewasa pun nampak.
Direbus untuk yang kerja bakti pun masih tersisa..
Muridnya ini bernama mbah as mui desa bugangan magelang.
Saya pernah sowan sama beliau sebwlum wafat.
Kalau mbah kyai huri itu siapa?
BalasHapusBeliau, kyai di tegaron, dulu sering ngajak warga sama santri ikut ngaji ke Mbah Mangli. Makam beliau di dusun Gilang Tegaron, Banyubiru. Mbah Mashuri nama beliau.
HapusBeliau adalah wali Mastur yg kharismatik ,kesejukan dan welas asih, penuh kasih sayang yg bisa menjadi tauladan,Al Fatihah kagem Simbah kyai mashuri...
Hapus